Sekali Lagi

Sekali lagi, jika berkehendak untuk menyayangi dengan cara membebat, sudah taklagi dapat dimengerti.
Sekali lagi, jika menghampiri dengan cara yang melelahkan, takkan lagi didiamkan.
Sekali lagi, jika memperkenalkan jabatan dihati sekehendak saja pada yang lain, benar-benar benamkan saja jauh-jauh tentang jatuh dan bangun bersama.

“Dulu, ada salah seorang dari kita yang memanggil saat yang lain membelakangi dan bertolak pergi. Tetapi kalau ini menjadi lebih rumit dan tidak pernah satu pemahaman, mungkin panggilan sebelumnya hanya akan menjadi teriakan sesal yang sia-sia.”

Mungkin ada satu hal yang berubah. Jalan ini–yang mungkin akan hancur, akan membawa salah satu dari kita merangkul nama Yang Agung. Juga dengan salah satu yang lain, mungkin bisa memenuhi nazar, menuntaskan gejolak dan penghakiman atas diri sendiri. Maka, ketika ini menjadi satu kesimpulan akhir, tidak ada dari kita yang hancur dengan sia-sia. Sebab kita meyakini Ilah yang sama, yang membolak-balikkan hati, hanya saja jalan kita yang sudah taklagi sama. Itu saja!